Kamis, 16 Juni 2011

Prasangka

Prasangka artinya sikap sosial adalah kecenderungan untuk berespons baik secara positif ataupun negatif terhadap orang, objek, atau situasi. Kecenderungan berespon meliputi perasaan atau pandangannya yang tidak sama dengan tingkah laku.
Sikap seseorang bisa diketahui setelah bertingkah laku dalam sikap terkandung penilaian emosional berupa: suka, tidak suka, senang, sedih, benci, dsb
KOMPONEN SIKAP
1. Kognitif artinya memiliki pengetahuan mengenai objwk sikapnya terlepas pengetahuan itu benar atau salah
2. Afektif artinya dalam bersikap akan selalu mempunyai evaluasi emosional (setuju tidak setuju) mengenai objek
3. Konatif artinya kecenderungan bertingkah laku bertemu dengan objek sikapnya mulai dari bentuk yang positif sampai tondakan yang negatif
SEBAB-SEBAB TERJADINYA PRASANGKA
Sebab-sebab terjadinya prasangka ada 5 pendekatan;
1. Pendekatan historis yaitu pendekatan ini didasarkan atas teori pertentangan kelas yaitu menyalahkan kelas rendah yang interior . sementara mereka yang tergolong dalam kelas atas m,empunyai alasan (justification) untuk berprasangka terhadap kelas rendah. Contoh: kulit putoih terhadap negro. Latar belakang sejarah bahwa kulit putih sebagai tuan dan negro sebagai budak.
2. Pendekatan sosio kultural dan situasional yaitu pendekatan ini di tekankan pada kondisi saat ini sebagai penyebab timbulnya prasangka yang dapat di bagi dalam:
a. Mobilitas sosial artinya kelompok orang yang mengalami penurunan status (mobilitas sosial ke bawah) akan selalu mencari alasan mengenai nasib buruknya (kambinghitam) tidak mencari penyebab yang sesungguhnya
b. Konflik antar kelompok yaitu prasangka merupakan realitas dari dua kelompok yang bersaing tidak selalu di sebabkann oleh kondisi ekonomi
c. Stigma perkantoran yaitu bahw ketidaksamaan atau ketidakpastian di kota di sebabkan oleh noda yang di lakukan oleh kelompok tertentu
d. Sosialisasi yaitu prasangka dalam hal ini muncul sebagai hasil dari proses pendidikan orang tua atau masyarakat sekitar melalui proses sosialisasi mulai kecil hingga dewasa
3. Pendekatan kepribadia di sebut teori frustasi agregasi kepribadian sebagai penyebab prasangka frustasi merupakan kondisi yang cukup untuk timbulnya tingkah laku agresif. Misalnya dalam keseharian kita oleh atasan (status yang lebih tinggi) yang mungkin untuk mengadakan perlawana apalagi dengan tingkah laku agresif. Hal ini sering menimbulkan tingkah pengalihan (displacement) dari rasa kesalnya ke satu sasaran yang mempunyai nilai yang sama tapi ada juga yang tidak demikian tentang tipe kepribadian (authorian personality)
4. Pendekatan fenomenologis yaitu di tekankan bagaimana individu memandang atau mempersepsikan lingkungannya sehinggan persepsilah yang menyebabkan prasangka.
5. Pendekatan naive yaitu prasangka menyiroti objek prasangak a dan tidak menyoroti individu yang berpasangka. Contohnya sifat-sifat orang kuliyt putih menurut orang negro atau sifat-sifat orang negro menurut orang kulit putih.
MENGURANGI PRASANGKA
1. Perbaikan kondisi sosial ekonomi
2. Melalui pendidikan (perluasan kesempatan belajar)
3. Mengadakan kontak di antara dua kelompok yang berprasangka (terbuka dan sikap lapang)
4. Permainan peran (playing role) di sini orang yang berprasangka di suruh menjadi korban prasangka (akan merasakan, mengalami, dan menghayati akhirnya tidak akn berprasangka dan diskriminatif)
PRASANGKA DAN INTEGRASI MASYARAKAT
Integrasi masyarakat dapat di artikan adanya kerja sama dari seluruh anggota masyarakat mulai dari individu, keluarga, lembaga dan masyarakat secara keseluruhan sehingga menghasilkan persenyawaan-persenyawaan yang sama di junjung tinggi. Dalam hal ini terjadi akomodasi, asimilasi dan berkurangnya prasangka-prasangka di antara anggota masyarakat secara keseluruhan. Integrasi masyarakat akan terwujud mengendalikan prasangka yang ada di masyarakat sehingga tidak terjadi konflik, dominasi, tidak banyak sistem yang tidak saling melemgkapi dan tumbuh integrasi masyarakat mejemuk di lakukan denag mengatasi atau mengurangi prasangka
PENYEBAB HEDONIS
Bagaimana adil terhadap diri sendiri: perlakuan diri kita adil (kebutuhan jasmani, dan rohani bersih dari penyakit hati ; sombong, bangga diri, ingin di puji dengki ). Jaga diri dari perbuatan dosa dan maksiat maka hidup kita akn tentram
“Hai orang-orang beriman, jadilah kamu orang yanmg benar-benar menegakkan keadilan, menjadi saksi (menegakkan keadilan) karena allah, walaupun terhadap diri sendiri” (Q.S Annisa :135)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar